LAUT Oleh: jimi ramdan fadilah (xi mia)

Foto Aisa Oktapiana.LAUT
Oleh: jimi ramdan fadilah (xi mia)


Seorang anak kehilangan sepatunya di laut, lalu da menulis di pinggir pantai “laut ini maling”
Tak lama datanglah nelayan yang membawa hasil tangkapan ikan begitu banyak, lalu dia menulis dipinggir pantai “laut ini baik hati”

Seorang anak tenggelam dilaut, lalu ibunya menulis dipantai “laut ini pembunuh”
Seorang berperahu dan dihantam badai, lalu menulis dipantai “laut ini penuh bahaya”
Tak lama datanglah seorang laki-laki yang menemukan sebongkah mutiara didalam lautan, lalu dia menulis dipantai “laut ini penuh berkah”

Sementara seisi lautan tak pernah mengeluh, kemudian datanglah ombak besar dan menghapus tulisan dipantai itu tanpa sisa.

Maka
Janganlah dengar omongan orang. Karena setiap orang membaca dunia dengan pemahaman dan pengalaman yang berbeda.

Teruslah melangkah, selama kita di jalan yang baik. Meski terkadang kebaikan tidak senantiasa dihargai.

Tak usah repot repot mau menjelaskan tentang diri kita pada orang lain, karena yang menyukai kita tidak butuh itu, dan yang membenci kita tidak percaya itu.

Hidup bukan tentang siapa yang terbaik. Tapi hidup adalah tentang siapa yang mau berbuat baik.
Janganlah menghapus persaudaraan hanya karena sebuah kesalahan. Namun hapuslah kesalahan demi lanjutnya persaudaraan.

Jika datang kepada kita gangguan, janganlah berfikir bagaimana cara membalas dengan yang lebih perih, tapi berfikirlah bagaimana cara membalas dengan yang lebih baik.

Kurangi mengeluh, teruslah berdoa dan berikhtiar, sibukan diri dalam kebaikan hingga keburukan lelah mengikuti kita.

Tugas kita adalah berbuat yang baik dan benar. Tapi bukan menghakimi.

Hal terindah adalah memaafkan tanpa kata tapi dan menghargai tanpa kata tapi. Jangan pakai hukum sebab akibat hanya untuk membenarkan amarahmu, karena jika kita baik amarah tidak akan subur didalam diri kita.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "LAUT Oleh: jimi ramdan fadilah (xi mia)"

Posting Komentar